A.
Macam-macam kegiatan yang
dapat dilakukan untuk mengapresiasi sastra anak
Macam-macam
kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengapresiasi sastra anak yaitu :
1.
Kegiatan Apresiasi
Langsung
Kegiatan ini
dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk memperoleh nilai kenikmatan dan
kehikmatan dari karya sastra anak yang diapresiasi. Nilai kenikmatan sastra
anak dapat memberi sesuatu yang menyenangkan, menghibur, dan memberi kepuasan.
Nilai kenikmatan sastra dapat memberi pelajaran, amanat, dan nasihat tentang
kehidupan.
Kegiatan apresiasi
langsung meliputi kegiatan-kegiatan seperti berikut:
(a)
Membaca sastra anak
Kegiatan ini harus dilakukan dengan
sungguh-sungguh untuk memperoleh sesuatu yang terkandung dalam sastra anak,
yaitu nilai-nilai yang bermanfaat bagi kehidupan anak. Nilai-nilai itu memberi
arahan tentang perilaku, pandangan hidup, dan cara menyikapi sesuatu dalam
menghadapi kehidupan.
(b)
Mendengar sastra anak
Kagiatan ini dapat berupa mendengarkan
pembacaan suatu karya sastra. Kegiatan ini memerlukan ketajaman pikiran dan
perasaan guna menyimak karya sastra yang didengarkan.
(c)
Menonton pementasan sastra anak
Kegiatan ini dapat berupa menonton
pembacaa puisi, cerpen, atau pementasan drama. Kegiatan menonton ini tidak
terbatas pada pementasan panggung saja, melainkan juga menonton lewat televisi
atau film di bioskop.
2.
Kegiatan Apresiasi Tidak
Langsung
Kegiatan apresiasi
tidak langsung merupakan kegiatan apresiasi yang dapat menunjang pemahaman
seseorang terhadap karya sastra anak. Kegiatannya berupa kegiatan mempelajari
teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra.
Mempelajari teori
sastra dikatakan apresiasi tidak langsung sebab yang dipelajari bukan karya sastra
konkret, melainkan teori dan konsep
tentang sastra. Teori sastra sebaiknya dipelajari oleh orang dewasa, terutama
sekali untuk guru sebagai penambah wawasan tentang sastra, sedangkan untuk
siswa sebaiknya Anda sajikan apresiasi sastra secara langsung, yaitu anak
langsung membaca karya sastra, mendengarkan pembacaan karya sastra, dan
menonton pementasan karya sastra.
Mempelajari sejarah
sastra dapat memperluas wawasan kita yang memang diperlukan agar mengatahui
bagaimana perkembangan sastra di suatu wilayah atau negara, perkembangan sastra
dari satu dekade ke dekade berikutnya, dari satu angkatan ke angkatan
selanjutnya. Dan dari satu aliran ke aliran lainnya. Hal yang dikaji dalam
sejarah sastra adalah konsep-konsep dasar angkatan, sejarah aliran sastra, perkembangan
jenis-jenis sastra dari berbagai segi, dan ciri-ciri struktur dan isi karya
sastra setiap angkatan.
Demikian pula
halnya, jika Anda mempelajari kritik sastra karena kritik sastra berkaitan
dengan penelaahan karangan ditinjau dari segi-segi tertentu karya sastra.
Bentuknya dapat berupa artikel dalam surat kabar atau majalah, buku essai atau
antologi essai. Mempelajari kritik sastra dapat memperluas wawasan kita guna
melihat bagaimana cara orang lain memberi pertimbangan baik dan buruk terhadap
suatu karya sastra.
3.
Pendokumentasian Karya
Sastra
Pendokumentasian
karya sastra juga termasuk bentuk apresiasi sastra yang secara nyata ikut
melestarikan keberadaan karya sastra. Bentuk apresiasi atau penghargaan
terhadap karya sastra dengan cara mendokumentasikannya itu dilihat dari segi
fisiknya, yaitu ikut memelihara karya sastra, menyediakan data bagi orang yang
memerlukannya, dan menyelamatkan karya sastra dari kepunahan. Kegiatan
pendokumentasian sastra, meliputi pengumpulan dan penyusunan semua data karya
sastra yang berupa artikel atau karangan dalam surat kabar, majalah, makalah,
skripsi, tesis, disertasi ataupun buku-buku sastra.
4.
Kegiatan Kreatif
Kegiatan ini dapat berupa kegiatan
belajar menulis karya sastra, misalnya puisi, prosa atau drama. Hasilnya dapat
dikirimkan dan dimuatkan dalam majalah dinding, buletin OSIS, majalah sekolah,
surat kabar atau majalah tertentu. Kegiatan kreatif juga dapat dilaksanakan
secara rekreatif, misalnya menceritakan kembali karya sastra yang didengar, dibaca,
atau ditonton atau mengubah bentuk puisi menjadi prosa dan sebaliknya.
A.
Mengapa kegiatan apresiasi secara langsung
itu lebih utama dari kegiatan apresiasi lainnya
Dari semua kegiatan apresiasi sastra
itu kegiatan apresiasi secara langsung yang meliputi membaca, mendengar,
menonton pertunjukan sastra anak ternyata lebih utama karena siswa atau pembaca
langsung dapat bergaul dengan sastra secara sungguh-sungguh. Dengan langsung
membaca, mendengar, dan menonton pertunjukan sastra anak dapat langsung
menghayati, memahami, mananggapi, dan memberi penilaian, atau penghargaan
terhadapnya.
Kegiatan apresiasi secara langsung mencakup
salah satu bentuk pengapresiasian sastra
yaitu apresiasi sastra secara reseptif. Apresiasi sastra secara reseptif adalah
apresiasi sastra yang menekankan pada proses penikmatan yang dapat dilakukan
melalui kegiatanmembaca, mendengar, dan menyaksikan pementasan drama atau
pembacaan puisi. Pendekatan emotif, didaktis dan analitis sangat tepat
digunakan dalam pengapresiasian sastra secara reseptif, hal ini dikarenakan
ketiga bentuk pendekatan tersebut memiliki tujuan yang hampir sama yaitu
menitik beratkan pada penikmatan, pemahaman serta pengkajian karya sastra.
Misalnya saja ketika kita sedang membaca puisi, selama kita membaca puisi kita
secara tidak langsung melakukan proses pengkajian terhadap unsur-unsur penyusun
puisi yang sedang kita baca. Setelah kita mengkaji unsur-unsur puisi
tersebut, kita akan dapat memahami
maksud dari puisi tersebut, apa pesan moral yang ingin disampaikan pengarang
yang terkandung dalam puisi tersebut, serta apa yang bisa kita komentari dari
puisi tersebut. Kemudian dari pemahaman yang terbentuk dalam diri kita, kita
dapat menemukan titik keindahan dari puisi yang kita baca. Secara rohaniah atau
kejiwaan kita akan memperoleh kepuasaan batin atau hiburan batin dari bentuk
keindahan puisi yang kita dapatkan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar