Jumat, 18 November 2011

Kegiatan Mengapresiasi Sastra Anak


A.     Macam-macam kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengapresiasi sastra anak


Macam-macam kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengapresiasi sastra anak yaitu :
1.      Kegiatan Apresiasi Langsung
            Kegiatan ini dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk memperoleh nilai kenikmatan dan kehikmatan dari karya sastra anak yang diapresiasi. Nilai kenikmatan sastra anak dapat memberi sesuatu yang menyenangkan, menghibur, dan memberi kepuasan. Nilai kenikmatan sastra dapat memberi pelajaran, amanat, dan nasihat tentang kehidupan.
Kegiatan apresiasi langsung meliputi kegiatan-kegiatan seperti berikut:
(a)      Membaca sastra anak
Kegiatan ini harus dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh sesuatu yang terkandung dalam sastra anak, yaitu nilai-nilai yang bermanfaat bagi kehidupan anak. Nilai-nilai itu memberi arahan tentang perilaku, pandangan hidup, dan cara menyikapi sesuatu dalam menghadapi kehidupan.
(b)     Mendengar sastra anak
Kagiatan ini dapat berupa mendengarkan pembacaan suatu karya sastra. Kegiatan ini memerlukan ketajaman pikiran dan perasaan guna menyimak karya sastra yang didengarkan.
(c)      Menonton pementasan sastra anak
Kegiatan ini dapat berupa menonton pembacaa puisi, cerpen, atau pementasan drama. Kegiatan menonton ini tidak terbatas pada pementasan panggung saja, melainkan juga menonton lewat televisi atau film di bioskop.

2.      Kegiatan Apresiasi Tidak Langsung
            Kegiatan apresiasi tidak langsung merupakan kegiatan apresiasi yang dapat menunjang pemahaman seseorang terhadap karya sastra anak. Kegiatannya berupa kegiatan mempelajari teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra.
            Mempelajari teori sastra dikatakan apresiasi tidak langsung sebab yang dipelajari bukan karya sastra konkret, melainkan  teori dan konsep tentang sastra. Teori sastra sebaiknya dipelajari oleh orang dewasa, terutama sekali untuk guru sebagai penambah wawasan tentang sastra, sedangkan untuk siswa sebaiknya Anda sajikan apresiasi sastra secara langsung, yaitu anak langsung membaca karya sastra, mendengarkan pembacaan karya sastra, dan menonton pementasan karya sastra.
            Mempelajari sejarah sastra dapat memperluas wawasan kita yang memang diperlukan agar mengatahui bagaimana perkembangan sastra di suatu wilayah atau negara, perkembangan sastra dari satu dekade ke dekade berikutnya, dari satu angkatan ke angkatan selanjutnya. Dan dari satu aliran ke aliran lainnya. Hal yang dikaji dalam sejarah sastra adalah konsep-konsep dasar angkatan, sejarah aliran sastra, perkembangan jenis-jenis sastra dari berbagai segi, dan ciri-ciri struktur dan isi karya sastra setiap angkatan.
            Demikian pula halnya, jika Anda mempelajari kritik sastra karena kritik sastra berkaitan dengan penelaahan karangan ditinjau dari segi-segi tertentu karya sastra. Bentuknya dapat berupa artikel dalam surat kabar atau majalah, buku essai atau antologi essai. Mempelajari kritik sastra dapat memperluas wawasan kita guna melihat bagaimana cara orang lain memberi pertimbangan baik dan buruk terhadap suatu karya sastra. 

3.      Pendokumentasian Karya Sastra
            Pendokumentasian karya sastra juga termasuk bentuk apresiasi sastra yang secara nyata ikut melestarikan keberadaan karya sastra. Bentuk apresiasi atau penghargaan terhadap karya sastra dengan cara mendokumentasikannya itu dilihat dari segi fisiknya, yaitu ikut memelihara karya sastra, menyediakan data bagi orang yang memerlukannya, dan menyelamatkan karya sastra dari kepunahan. Kegiatan pendokumentasian sastra, meliputi pengumpulan dan penyusunan semua data karya sastra yang berupa artikel atau karangan dalam surat kabar, majalah, makalah, skripsi, tesis, disertasi ataupun buku-buku sastra.

4.      Kegiatan Kreatif
Kegiatan ini dapat berupa kegiatan belajar menulis karya sastra, misalnya puisi, prosa atau drama. Hasilnya dapat dikirimkan dan dimuatkan dalam majalah dinding, buletin OSIS, majalah sekolah, surat kabar atau majalah tertentu. Kegiatan kreatif juga dapat dilaksanakan secara rekreatif, misalnya menceritakan kembali karya sastra yang didengar, dibaca, atau ditonton atau mengubah bentuk puisi menjadi prosa dan sebaliknya.



A.     Mengapa kegiatan apresiasi secara langsung itu lebih utama dari kegiatan apresiasi lainnya

Dari semua kegiatan apresiasi sastra itu kegiatan apresiasi secara langsung yang meliputi membaca, mendengar, menonton pertunjukan sastra anak ternyata lebih utama karena siswa atau pembaca langsung dapat bergaul dengan sastra secara sungguh-sungguh. Dengan langsung membaca, mendengar, dan menonton pertunjukan sastra anak dapat langsung menghayati, memahami, mananggapi, dan memberi penilaian, atau penghargaan terhadapnya.
Kegiatan apresiasi secara langsung mencakup salah satu  bentuk pengapresiasian sastra yaitu apresiasi sastra secara reseptif. Apresiasi sastra secara reseptif adalah apresiasi sastra yang menekankan pada proses penikmatan yang dapat dilakukan melalui kegiatanmembaca, mendengar, dan menyaksikan pementasan drama atau pembacaan puisi. Pendekatan emotif, didaktis dan analitis sangat tepat digunakan dalam pengapresiasian sastra secara reseptif, hal ini dikarenakan ketiga bentuk pendekatan tersebut memiliki tujuan yang hampir sama yaitu menitik beratkan pada penikmatan, pemahaman serta pengkajian karya sastra. Misalnya saja ketika kita sedang membaca puisi, selama kita membaca puisi kita secara tidak langsung melakukan proses pengkajian terhadap unsur-unsur penyusun puisi yang sedang kita baca. Setelah kita mengkaji unsur-unsur puisi tersebut,  kita akan dapat memahami maksud dari puisi tersebut, apa pesan moral yang ingin disampaikan pengarang yang terkandung dalam puisi tersebut, serta apa yang bisa kita komentari dari puisi tersebut. Kemudian dari pemahaman yang terbentuk dalam diri kita, kita dapat menemukan titik keindahan dari puisi yang kita baca. Secara rohaniah atau kejiwaan kita akan memperoleh kepuasaan batin atau hiburan batin dari bentuk keindahan puisi yang kita dapatkan.



Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar